Disini saya tidak sedang membela siapa-siapa. Disini saya pun bukan sedang menjadi pengacara siapa-siapa. Saya hanya ingin mengajak kepada pembaca sekalian berfikir jernih dalam menyikapi dan merespon setiap persoalan yang tengah dihadapi orang lain. Terlebih orang tersebut memiliki pengaruh yang amat besar dalam perubahan cara pandang dan mindset masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik. Perkara orang tersebut nantinya akan dijadikan pembenaran oleh masyarakat yang melakukan keburukan (itupun bila memang faktanya, bukan katanya media) lantaran mengikuti jejaknya, maka harus dilihat dulu apakah dia secara terang-terangan menunjukkan ke publik atas keburukannya lantaran bangganya ataukah itu hanya keburukan (aib) masa lalu yang dia tidak ingin siapapun mengetahuinya.
Agak miris memang menyimak komentar-komentar dari netizen pada postingan media-media online yang mengangkat kehidupan pribadi MT. Hampir semua komentar-komentarnya dinodai oleh cacian dan hujatan yang dilayangkan kepada MT yang seakan-akan menunjukkan kegeraman dan ketidakterimaan kepada perilaku MT yang tidak selaras dengan nasehat-nasehat super yang selama ini disampaikan. Mereka merasa sangat kecewa dengan sikap sang motivator dalam menyikapi problematika rumah tangganya sebagaimana yang diberitakan secara viral oleh media-media mainstream.
Dari isu itu, sebenarnya banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik oleh kita sebagai pribadi yang tidak menginginkan sesuatu kecuali kebaikan.
- Janganlah kita bermudah-mudah percaya dan menerima berita dari media online mainstream lalu menyebarkannya agar kita tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kita menyesal atas perbuatan itu. Ingat-ingatlah selalu akan pesan Allah kepada setiap hamba-Nya yang Dia tuangkan dalam Qur'an surat Al-Hujurat:6,
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu".
- Janganlah kita bermudah-mudah mengumbar lisan kita untuk mengomentari kehidupan orang lain apalagi aib pribadi yang hanya akan menambah keruh suasana.
- Sebenarnya apa sih yang diuntungkan oleh anda dengan ikut-ikutan berkomentar negatif atau sumpah serapah pada seseorang yang sedang tersingkap aibnya? apakah untuk mengobati dahaga nafsu anda untuk menjatuhkan seseorang yang dengannya anda akan merasa puas manakala orang tersebut menjadi terpuruk karenanya?
- Tidakkah anda tahu bahwasanya tema berita yang sangat digemari oleh kebanyakan masyarakat adalah masalah pribadi (aib) seseorang? Bukankah program televisi yang tak pernah sepi dari penonton adalah program infotainment? Itu menunjukkan bahwasanya, para pencari berita sudah sangat paham dengan target pasar penikmat berita problematika pribadi seseorang. Itu sebabnya, mereka berlomba-lomba dalam menayangkan aib seseorang yang tak jarang dan tak sedikit didramatisir hingga menjadikannya semakin rame dan terus bergulir bak bola salju.
- Apakah Anda menafikan manfaat yang Anda reguk dari mempraktekkan "teori" yang disampaikan oleh beliau? Kalaupun Anda merasa selama ini tidak pernah mengikuti apatah lagi mempraktekkan motivasi-motivasi atau nasehat-nasehat yang beliau sampaikan entah dari layar kaca maupun dari media sosial, apakah Anda akan mengingkari adanya buah manfaat yang dipetik oleh orang-orang selain Anda dari kalangan ramajanya hingga sesepuhnya dalam kurun waktu belasan tahun? Boleh jadi setelah mendengar nasehat dari beliau, seorang anak yang sebelumnya demikian semena-mena memperlakukan kedua orang tuanya menjadi demikian patuh dan berbakti kepada keduanya. Kemudian seorang suami atau istri yang kerap cekcok dengan pasangannya, lantaran mendengar pencerahan beliau sekali atau beberapa kali lalu membekas dan kemudian menjadikannya akur dan harmonis. Demikian pula, kasus-kasus lain yang apabila ditestimonikan boleh jadi tidak cukup dituliskan pada lembaran-lembaran buku yang tebal-tebal.
- Saya jadi teringat keputusan Aa Gym untuk berpoligami pada hampir satu dekade yang lalu. Apa reaksi dari masyarakat setelahnya? Banyak sekali masyarakat yang kecewa dan menyanyangkan. Tak sedikit pula yang mencela dan menhujat habis-habisan. Ditambah peran media liberal dan kapitalis yang notabene benci pada syariat islam yang satu itu. Belum lagi kalangan yang menamakan diri sebagai gerakan feminisme tentu tidak akan tinggal diam dengan hal seperti itu. Bahkan boleh jadi, ini menjadi momentum bagi musuh-musuh islam untuk menjatuhkan Aa Gym agar dakwah beliau yang menurut saya demikian berpengaruh dalam mengubah peradaban manusia, menjadi pupus dan terkubur. Dan kenyataannya pun demikian. Dua dai dan mubaligh (Aa Gym hafidzahullah dan KH. Zaenudin Mz rahimahullah) dengan kekhasan masing-masing, yang sebelumnya amat sangat diterima di hati masyarakat dan saya yakin anda pun setuju dengan saya bahwa beliau berdua mampu mempengaruhi banyak orang untuk berubah menjadi lebih baik - apa yang terjadi pada keduanya-? Langsung surut diliput oleh media terutama televisi. Masyarakat semakin sedikit dan semakin jarang mendapatkan siraman ruhani dari kedua mubaligh diatas. Jangan-jangan ini merupakan sebuah "kesuksesan" setan dan bala tentaranya dari kalangan jin dan manusia dalam memberangus para penyeru kebaikan?