Kala itu, seperti biasa sehari sebelum kami mudik, kami membawa mobil ke bengkel langganan. Tidak ada hal-hal yang perlu dikuatirkan dari kondisi mesin mobil yang kami tumpangi kecuali bagian sistem pendinginnya. Beberapa minggu sebelumnya, kami sudah membawa mobil ke bengkel radiator. Ada masalah kebocoran serius di radiator yang menyebabkan coolant bercampur dengan oli matic. Hal tersebut menyebabkan, oli matic berkurang cukup drastis. Setelah dibongkar dan diturunkan, radiator pun ditambal dengan lem besi sekaligus dikuras coolantnya. Tak berselang lama, radiator pun dipasang kembali dan diisi coolant volume 5 liter. Setelah mobil dikemudikan beberapa kali, nampak level coolant berkurang bahkan turun dari batas bawah yang ditentukan pabrikan. Saya coba tambahin lagi coolantnya sampai batas atas. Satu liter habis untuk mengisinya. Namun, beberapa KM berjalan, nampak level coolant turun kembali sampai dibawah batas bawah. Saya coba isi kembali dengan coolant 1 literan sampai habis, alhamdulillah belum ada tanda-tanda berkurang secara signifikan. Tiba saatnya, kami harus mempersiapkan mudik esok hari. Kami kembali membawa mobil ke bengkel yang bisa melayani spooring untuk memastikan kelurusan roda ban depan dan ban belakang, baik kanan maupun kiri. Ada beberapa masalah pada kaki-kaki yang seharusnya diperbaiki sebelum dilakukan spooring. Jadi akan percuma saja jika dilakukan spooring namun kaki-kakinya belum diperbaki. Pihak bengkel menyarankan agar saya membawanya ke bengkel langganan mobil saya untuk diperiksa dan diperbaiki. Namun karena saat itu waktu sudah mepet dan besok harus mudik, maka perbaikan saya tangguhkan. Akhirnya, saya minta kepada pihak bengkel untuk mengecek sistem pendinginnya. Tak ada masalah serius, katanya. Alhasil, saya meyakinkan diri mobil saya baik-baik saja. Hingga sampai rumah, dan saya cek kembali level coolantnya, agaknya tidak berkurang.

Bismillah, besoknya kami berangkat. Singkat cerita, sekira perjalanan sampai di Pemalang, tiba-tiba kabin mobil terasa panas. Wah ada yang nggak beres nih, AC mati kayaknya, batin saya. Di samping itu, setir kami rasakan juga menjadi agak berat. Beberapa menit berselang, anak-anak mulai gelisah dan nggak nyaman. Mana cuaca saat itu sedang terik-teriknya. Belum ada niatan untuk berhenti dan ngecek di rest area terdekat. Kami tetap tancap gas seraya berharap tidak ada masalah serius pada mobil kami. Hingga sampai pada satu keadaan yang menjadikan harapan baik kami pupus. Tetiba, murotal yang kami putar melalui USB juga mati. Selang beberapa menit kemudian, indikator-indikator di dashbor seperti speed, temperatur mesin hingga RPM juga mati. Sejak itu, kami baru yakin sepenuhnya bahwa mobil yang kami kemudikan sedang mengalami permasalah serius. Kami memutuskan untuk menepi di KM 366 alias daerah Batang. Kami kemudian keluar dan membuka kap mesin. Nggak lama kami cek, kami tau kerusakannya terjadi pada tensioner dan fan beltnya. Fan belt putus berantakan karena tensioner pecah. Kami menduga, kondisi tensioner memang sudah agak goyah karena faktor usia pemakaian, ditambah beberapa kali goncangan karena mobil yang kami kemudikan melintasi lobang jalan yang cukup besar dan dalam. Alhasil, mobil yang kami tumpangi benar-benar mati total. Kami mencoba menghubungi saudara di rumah untuk menanyakan mobil derek yang bisa dihubungi. Ada rujukan nomor Jasa Marga yang diberikan. Belum sampai kami menghubungi mereka, tetiba mobil jasa marga berhenti di belakang mobil kami. Kami utarakan permasalahan yang sedang kami alami dan kami sedang membutuhkan mobil derek. Mengingat jarak rest area terdekat dengan rumah kami tidak terlalu jauh, kami memutuskan untuk menderek mobil sampai ke bengkel terdekat rumah kami. Prosedurnya, jika diderek sampai rest area terdekat, maka hal itu sudah menjadi kewajiban pelayanan Jasa Marga, sehingga pengguna jalan tol tidak dikenakan biaya. Singkat cerita, akhirnya kami sekeluarga masuk kembali ke dalam mobil dan diangkut di atas mobil derek. Kami mencoba menghibur diri dengan pengalaman baru ini setelah beberapa menit panik dan gelisah. Kemudian sampailah mobil kami di bengkel terdekat. Karena komponen-komponen yang kami perlukan sebagai pengganti komponen yang rusak, sulit dicari stoknya di lapangan alias di bengkel-bengkel mobil, kami memutuskan untuk memesan secara online. Mobil kami tinggal di bengkel. Kami sekeluarga dijemput saudara kami. Tiga hari kemudian, sampailah pesanan kami ke rumah. Sejurus kemudian, kami bawa komponen-komponen itu ke bengkel. Daaaan it works. Komponen bekerja dengan baik. Market place dalam hal ini emang bener-bener membantu banget di era industri 4.0 ini apalagi bagi pemilik mobil Amerika seperti saya ini dimana pabrikan yang ada di negara +62 ini sudah memutuskan hengkang darinya.