Apa yang Anda rasakan bila tiba-tiba Anda dihadiahi makanan favorit Anda oleh teman Anda atau tetangga Anda?Mungkin saat itu, Anda akan sangat berterima kasih. Lalu ketika makan, Anda pun masih teringat olehnya. Bahkan saat itu Anda berniat untuk segera membalas kebaikannya. 

Namun pernahkah kita menghadirkan Allah dalam hati kita tatkala makan?Dari siapa sejatinya makanan yang tunas-tali-putriterhidang di hadapan kita? Apakah semata-mata dari usaha kita?Bekerja, nyari uang, uangnya kita gunakan beli beras atau nasi, lauk pauk lalu tersaji di hadapan kita?Lantas tidakkah kita berfikir bahwasanya semua  makanan yang terhidang untuk kita santap, semua Allah keluarkan dari tanam-tanaman yang tumbuh diatas permukaan bumi dan juga binatang ternak yang Allah kembang biakkan untuk kemaslahatan hidup manusia? Dan pernahkan kita berfikir juga  bagaimana bisa tunas tanaman yang masih kecil dan lemah sekali bisa tumbuh keatas membelah bumi?Padahal logikanya, bumi itu keras sedang tanaman yang masih tunas tersebut lemah. Ya, bahkan lemah sekali. Sebagaimana bayi yang baru lahir, juga sangat lemah, semuanya bergantung 100 persen kepada orang tuanya. Lantas apakah itu hanya fenomena alam belaka?

Tentu sebagai seorang muslim, kita yakin bahwasanya dibalik itu semua ada Dzat yang mengatur alam semesta ini dengan sangat sempurna. Ya, Dialah Allah Tabaaroka wa Ta'ala. Lihat bagaimana Allah Ta'ala menerangkan dengan sangat gamblang proses pertumbuhan tanaman dan pepohonan hingga kemudian bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan manusia. Allah berfirman dalam Surat 'Abasa (yang artinya):

"Hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-­baiknya. Lalu, Kami tumbuhkan biji-bjian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buah serta rumput­-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang­binatang ternakmu." ('Abasa: 24-32)

Maka, sudah selayaknya kita senantiasa menghadirkan Allah dalam hati kita dalam setiap aktivitas kita diantaranya makan. Caranya sebagaimana yang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam contohkan dalam haditnya yakni, baca basmallah dipermulaannya, menggunakan tangan kanan, dan  membaca Alhamdulillah diakhirnya. Semoga kita tergolong orang-orang yang pandai mensyukuri pemberian.

Semoga Bermanfaat . . .

[Perumnas III, 02062015. 08.30 PM - Taufiqur Rokhman]