Bahasa itu sebagaimana makanan ada tastenya (baca: rasa). Bagi seseorang yang peka rasa, bahasa dapat dirasakan, apakah lembut, sangat lembut, kasar atau sangat kasar. Hal itu tidak dapat dirasakan kecuali oleh mereka yang aware dan terbiasa memperhatikan dan membaca ragam bahasa dan diksi baik di buku maupun artikel-artikel di internet. Meskipun tidak serinci bahasa jawa dalam penggunaannya yang dibedakan bahasanya (diksi: pemilihan katanya) dalam berkomunikasi dengan kalangan yang berbeda, bahasa Indonesia sesungguhnya juga memiliki rambu-rambu tersendiri yang tidak bisa dipukul rata dalam penggunaannya jika diterapkan kepada kalangan yang berbeda.
Ketika seseorang murid atau mahasiswa berkomunikasi dengan guru atau dosen tentu tidak sepatutnya menggunakan bahasa yang sama dengan yang digunakan ketika berkomunikasi dengan sebayanya. Ketika misalnya seorang mahasiswa menjawab pesan singkat temannya, "ok bro gue bisa, besok" tentu kurang patut jika kalimat tersebut dikirim kepada dosen, menjadi, "Ok Pak, saya bisa, besok". Apalagi tanpa kata sapaan, seperti "Ok, saya bisa besok". Kalimat tersebut akan menjadi lebih elok jika diubah menjadi, "Baik, Bapak... besok saya bisa". Silahkan dirasakan taste-nya. Jika Anda merasa masih kesulitan membedakannya, bayangkan saja Anda berada di posisi sebagai orang yang lebih tua kemudian menerima pesan dengan bahasa atau kalimat dari seseorang yang lebih muda.
Bahasa dan pemilihan kata (diksi) dalam berkomunikasi adalah hal yang tak bisa dianggap sepele, meski banyak orang yang menganggapnya sepele. Tak sedikit, hanya karena salah dalam pemilihan kata, rencana proyek seseorang menjadi batal, seseorang menjadi gagal diterima sebagai pegawai, atau seseorang menjadi batal diterima sebagai calon mantu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengasah kemampuan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa ibu kita dan juga taste-nya. Prinsipnya, jika kita bisa memilih bahasa yang sesopan-sopannya, buat apa kita memilih bahasa yang tidak sopan atau kurang halus. Di era digital seperti ini, orang mungkin sulit mendeteksi dini kesan awal seseorang dari penampilannya, akan tetapi seseorang bisa dikenali dari bahasa yang ia gunakan. Sebab, bahasamu adalah identitasmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar