Taufiqur Rokhman posted: " Boleh dikatakan hampir sebagian besar orang menyesal karena belum maksimal atau masih sangat sedikit baktinya kepada orang tuanya kala mereka sudah tiada. Sebabnya beragam. Ada yang belum sempat membalas setetes saja dari telaga kebaikan yang diberikan o"
Boleh dikatakan hampir sebagian besar orang menyesal karena belum maksimal atau masih sangat sedikit baktinya kepada orang tuanya kala mereka sudah tiada. Sebabnya beragam. Ada yang belum sempat membalas setetes saja dari telaga kebaikan yang diberikan oleh orang tua kepadanya. Ada yang belum bisa mewujudkan harapan dan cita-cita orang tuanya. Ada pula yang merasa bahwa kebaikan yang diberikan kepada orang tua masih jauh lebih sedikit dibandingkan keburukan-keburukan yang ia berikan selama ini kepada mereka. Tak ayal, pengabaian anak kepada orang tua selama ini hingga tutup usianya meninggalkan kesedihan dan penyesalan yang mendalam dari hati sang anak. Maka dari itu, bagi Anda yang orang tuanya masih hidup, bersegeralah untuk melakukan apa saja yang menjadi angan-angan kebaikan dari mereka-mereka yang sudah ditinggalkan oleh orang tuanya sebelum Anda menjadi sama dengan mereka. Belum lagi aspek pahala dan ganjaran yang sangat besar yang Allah sediakan untuk sang anak jika mereka mampu berbuat ihsan (baca: baik) apatah lagi jika sang anak mendapati orang tuanya mencapai usia yang sangat tua. Demikian pula jika mereka berbuat yang sebaliknya.
Dengan fenomena diatas, menjadi hal yang sangat penting peran dakwah yang berkesinambungan di era milenial seperti sekarang ini. Iya, dakwah yang senantiasa mengingatkan kepada mereka yang lalai dan memberi tau kepada mereka yang belum tau. Dakwah yang menyerukan al-haq dengan pendekatan dimensi agama dan akhirat disamping pendekatan dengan dimensi humanisme, fitrah dan rasional. Sebab, harus diakui mengandalkan sisi humanisme saja dari sisi hubungan darah antara anak dan orang tua belumlah cukup untuk menjadikan si anak berbuat yang terbaik bagi orang tuanya. Ada dimensi agama dan akhirat yang perlu didakwahkan dengan memberikan kabar gembira kepada manusia jika ia mampu berbuat ihsan kepada orang tuanya. Demikian pula sebaliknya, ada peringatan yang keras jika mereka menyia-nyiakan kedua orang tuanya.
Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang anak abai terhadap kebaikan orang tua dan tidak berbuat ihsan kepadanya. Di antara banyak faktor tersebut, dua yang menjadi sorotan penulis. Pertama adalah kurangnya ilmu dan pemahaman akan besarnya hak orang tua yang musti ditunaikan oleh sang anak. Kedua, keterbatasan ekonomi orang tua dan pandangan si anak sering ke atas dari sisi duniawi. Banyak ayat atau hadits yang menyebutkan besarnya hak orang tua dari sang anak. Tidaklah Allah meletakkan hak orang tua yang sangat besar di sisi seorang anak kecuali karena besarnya pengorbanan dan kebaikan yang diberikan orang tua kepada sang anak. Maka, sudah semestinya sang anak berusaha semaksimal mungkin untuk membalas kebaikan yang diberikan orang tua kepadanya sungguhpun tidak akan mampu memenuhinya. Sekali lagi, jika anak tidak mengetahui besarnya hak orang tua dari si anak, maka jangan berharap si anak akan berbuat yang terbaik untuk kedua orang tuanya. Kemudian, keterbasan ekonomi orang tua dan seringnya si anak mendongak ke atas dari sisi duniawi juga tak kalah besar pengaruhnya dalam menjadikan si anak bersikap buruk ataupuk setidaknya abai terhadap kedua orang tuanya. Seringkali setan bermain cantik dalam wilayah ini. Himpitan ekonomi keluarga menjadikan si anak semakin tergerus rasa syukur dan qonaahnya. Alhasil, anak menjadi sering membandingkan kehidupan keluarganya dengan kehidupan orang lain yang di matanya lebih menyenangkan sehingga pada gilirannya anak kerap memberontak dan bersikap buruk terhadap kedua orang tuanya.
Oleh sebab itu, sekali lagi peran dakwah dalam berbagai metode di zaman sosial media seperti sekarang ini amat sangat diperlukan untuk menenggelamkan keburukan dan kejahatan yang selalu dipromosikan oleh manusia-manusia yang tak beranggung jawab. Sosial media yang menjadi tempat favorit tongkrongan online bagi para ABG, jangan sampai dipenuhi dengan narasi-narasi provokatif dan cenderung permisif yang jika ditonton atau dibaca oleh mereka, maka lambat laun akan membentuk atau mewarnai mindset mereka. Konten dakwah dengan varian metodenya mesti senantiasa diproduksi dan diperbanyak untuk mengalahkan hegemoni seruan dan promosi keburukan. Dakwah tak boleh terhenti, sebab promosi keburukan juga tak pernah berhenti. Dakwah yang memberikan peringatan disamping kabar gembira (bushro) akan senantiasa bermanfaat bagi mad'u (orang yang didakwahi) sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surat di Alquran yang disunnahkan untuk dibaca pada rakaat pertama sholat Jumat. Allah berfirman fadzakkir, innafa'atidz dzikro (sebab itu berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat) (QS. Al-A'la: 9). Harapannya, semoga lahir generasi baru yang kuat imannya, luhur pekertinya dan senantiasa memuliakan kedua orangtuanya. Aamiin
Taufiqur Rokhman posted: " Dalam tulisan kali ini, kami akan menguraikan langkah-langkah dasar yang diikuti para insinyur ketika mereka memecahkan masalah teknis dan melakukan perhitungan dalam keseharian mereka kerja. Masalah ini sering muncul sebagai bagian dari berbagai proses "
Dalam tulisan kali ini, kami akan menguraikan langkah-langkah dasar yang diikuti para insinyur ketika mereka memecahkan masalah teknis dan melakukan perhitungan dalam keseharian mereka kerja. Masalah ini sering muncul sebagai bagian dari berbagai proses desain teknik, dan, untuk mendukung keputusan desain mereka, insinyur mesin harus mendapatkan jawaban numerik untuk pertanyaan yang mencakup variabel dan sifat fisik.
Di bagian pertama bab ini, kita akan mempelajari proses fundamental yang digunakan oleh insinyur mekanik untuk menganalisis masalah teknis, menghasilkan solusi yang mereka pahami dan bisa berkomunikasi dengan orang lain. Beberapa besaran atau kuantitas yang akan Anda temui ketika memecahkan masalah dalam bidang studi teknik mesin adalah gaya, torsi, konduktivitas termal, tegangan geser, viskositas fluida, modulus elastisitas, energi kinetik , bilangan Reynolds, dan kalor jenis. Daftarnya memang sangat panjang. Satu-satunya cara agar Anda dapat memahami begitu banyak kuantitas adalah menjadi mahir dalam melakukan perhitungan dan saat Anda menjelaskan hasil kepada orang lain.
Setiap kuantitas atau besaran yang dijumpai dalam teknik mesin memiliki dua komponen: nilai numerik dan dimensi. Yang satu tidak ada artinya tanpa yang lain. Insinyur sangat memperhatikan dengan cermat dan akurat satuan-satuan perhitungan sebagaimana kecermatan mereka terhadap angka-angka yang diperoleh dalam perhitungan. Di bagian kedua bab ini, kita akan membahas konsep dasar untuk sistem satuan, konversi di antara mereka, dan prosedur untuk memeriksa konsistensi dimensi itu.
Seringkali dalam proses desain, para insinyur diminta untuk memperkirakan kuantitas daripada menemukan nilai pasti. Mereka harus menjawab sejumlah pertanyaan yang sering kali dihadapkan pada ketidakpastian dan informasi yang tidak lengkap: Tentang seberapa kuat? Kira-kira seberapa berat? Kira-kira berapa daya? Sekitar suhu berapa? Juga, nilai pasti untuk properti material adalah tidak pernah tahu; jadi akan selalu ada beberapa variasi di antara sampel bahan.
Untuk alasan ini, insinyur mekanik harus merasa nyaman dalam membuat estimasi untuk menetapkan nilai numerik ke besaran yang tidak diketahui. Mereka menggunakan akal sehat, pengalaman, intuisi, dan pengetahuan tentang hukum fisika untuk menemukan jawaban melalui proses yang disebut order of magnitude approximation . Di bagian berikutnya, kami akan mengilustrasikan cara Proses pemecahan masalah yang mendasar yang dapat digunakan untuk membuat order of magnitude approximation.
Terakhir, kemampuan untuk mengkomunikasikan hasil perhitungan secara efektif kepada orang lain adalah keterampilan penting yang harus dimiliki insinyur mesin. Memperoleh jawaban atas pertanyaan teknis hanyalah setengah dari tugas seorang insinyur; setengah lainnya adalah mendeskripsikan hasil kepada orang lain secara jelas, akurat, dan meyakinkan. Insinyur lain harus dapat memahami perhitungan Anda dan apa yang Anda lakukan. Mereka harus bisa menghargai pekerjaan Anda dan memiliki kepercayaan diri bahwa Anda memecahkan masalah dengan benar. Jadi, di bagian terakhir ini bab ini, kita akan membahas bagaimana mengatur dan mempresentasikan perhitungan teknik secara efektif dengan cara yang dapat diikuti orang lain.
Untuk tujuan memecahkan masalah, Anda harus mencoba untuk mengatur dan mempresentasikan pekerjaan Anda sesuai dengan tiga langkah-langkah berikut ini:
Pendekatan (Approach). Maksud dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa Anda memiliki rencana yang baik dalam memecahkan masalah. Ini adalah kesempatan untuk memikirkan masalah di depan sebelum Anda memulai menghitung angka dan meletakkan pensil di atas kertas. Tulis ringkasan masalah dan jelaskan pendekatan umum yang Anda rencanakan, dan buat daftar konsep, asumsi, persamaan, dan faktor konversi yang Anda harapkan untuk digunakan. Membuat asumsi yang tepat sangat penting untuk menyelesaikan masalah secara akurat. Misalnya, jika diasumsikan ada gravitasi, maka berat semua komponen dalam soal mungkin perlu dipertimbangan dan diperhatikan. Demikian pula, jika dianggap ada gesekan, maka persamaan harus menjelaskannya. Dalam sebagian besar masalah analisis, engineer harus membuat asumsi penting tentang berbagai parameter utama termasuk gravitasi, gesekan, distribusi gaya yang diterapkan, konsentrasi tegangan, ketidakkonsistenan material, dan ketidakpastian pengoperasian. Dengan menyatakan asumsi ini, juga mengidentifikasi informasi yang diberikan, dan meringkas variabel yang diketahui dan tidak diketahui, insinyur dapat sepenuhnya mendefinisikan ruang lingkup masalah. Dengan memperjelas tujuan, Anda dapat mengabaikan informasi asing dan fokus pada pemecahan masalah secara efisien.
Solusi. Solusi Anda untuk masalah analisis teknik umumnya adalah teks dan diagram bersama dengan perhitungan Anda untuk menjelaskan langkah-langkah utama yang Anda ambil. Jika sesuai, Anda harus menyertakan gambar sederhana dari sistem fisik yang sedang dianalisis, label komponen utama, dan daftar nilai numerik untuk dimensi yang relevan. Di dalam solusi Anda, dan saat Anda memanipulasi persamaan dan melakukan perhitungan, itu adalah praktik yang baik untuk memecahkan variabel yang tidak diketahui secara simbolis sebelum memasukkan nilai dan satuan numerik. Dengan cara itu, Anda dapat memverifikasi konsistensi dimensi dari persamaan. Saat kamu mensubstitusi nilai numerik (baca: angka-angka) ke dalam persamaan, pastikan untuk memasukkan satuannya juga. Di setiap titik dalam penghitungan, Anda harus secara eksplisit menunjukkan satuan yang terkait dengan setiap nilai numerik. Angka tanpa satuan tidak ada artinya, sebagaimana satuan tidak ada artinya tanpa nilai numerik. Di akhir penghitungan, tunjukkan jawaban Anda menggunakan jumlah yang tepat dari angka penting (significant number), tetapi simpan lebih banyak digit di perhitungan perantara (baca: cadangan) untuk mencegah kesalahan pembulatan terakumulasi.
Diskusi. Langkah terakhir ini harus selalu diatasi karena itu menunjukkan pemahaman tentang asumsi, persamaan, dan solusi. Pertama, Anda harus menggunakan intuisi Anda untuk mengevaluasi apakah jawaban anda masuk akal atau tidak. Kedua, Anda harus mengevaluasi asumsi Anda untuk memastikannya masuk akal. Ketiga, identifikasi kesimpulan utama yang dapat Anda tarik dari solusi, dan jelaskan apa arti jawaban Anda dari sudut pandang fisik. Tentu saja anda harus selalu memeriksa ulang perhitungan dan memastikannya konsisten secara dimensional. Terakhir, garis bawahi, lingkari, atau kotaki hasil akhir Anda Sehingga tidak ada keraguan tentang jawaban yang Anda laporkan
Taufiqur Rokhman posted: " Di antara judul skripsi yang paling sering saya temukan selama ini adalah judul dengan menggunakan redaksi kata "pengaruh". Mungkin alasan mereka memilih judul dengan redaksi kata tersebut, akan memudahkan dalam menentukan tujuan penelitian dan hipotesis"
Di antara judul skripsi yang paling sering saya temukan selama ini adalah judul dengan menggunakan redaksi kata "pengaruh". Mungkin alasan mereka memilih judul dengan redaksi kata tersebut, akan memudahkan dalam menentukan tujuan penelitian dan hipotesisnya. Sebab, dari redaksi kata "pengaruh" sudah bisa diterka, tujuan dari penelitian itu hendak mengetahui hubungan kedua variabel, yakni variabel bebas dan variabel tak bebas. Maka dalam tulisan ini, izinkan saya memberikan rambu-rambu serta tips kepada mahasiswa yang hendak meneliti atau membuat laporan skripsi yang judulnya memilih menggunakan redaksi "pengaruh".
Laporan skripsi dimana judulnya menggunakan redaksi kata "pengaruh" seyogyanya memenuhi dan menjawab tiga pertanyaan dasar terkait keterpengaruhan variabel satu terhadap variabel lainnya. Apa itu? Pertama, Adakah pengaruh variabel A terhadap variabel B? Maka, pertanyaan pertama ini harus dijawab, dalam BAB IV atau hasil dan pembahasan. Demikian pula BAB V atau kesimpulan. Meskipun saya yakin, semua peneliti berharap bisa menjawab "ada" sebagaimana hipotesisnya yang dibangunnya. Kedua, bagaimanakah pengaruh variabel A terhadap variabel B atau dengan redaksi yang lain, bagaimana variabel A mempengaruhi variabel B? Mahasiswa harus menjelaskan secara gamblang berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bagaimana variabel A mempengaruhi variabel B? Ketiga, Seberapa besar pengaruh variabel A terhadap variabel B? Pertanyaan ketiga dan jawaban dari pertanyaan ini yang kerap dilalaikan oleh mahasiswa ketika menyusun laporan penelitiannya. Padahal, jawaban dari pertanyaan ketiga ini cukup penting dalam memberikan output penelitian serta rekomendasi kepada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan hasil penelitian tersebut. Dengan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya, maka akan menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak yang hendak menggunakan hasil penelitian tersebut untuk mengambil keputusan. Dan ingat, ketika hendak membuat sebuah bilangan yang merepresentasi dan menjawab pertanyaan "seberapa besar", maka hendaklah dibuat dalam persentase keterpengaruhan bukan dalam selisih angka. Saya kira anda sudah sangat paham bagaimana membuat persentase dari sebuah selisih angka yang dihasilkan.
Praktisnya begini, ketika ingin menjawab pertanyaan seberapa besar variabel A meningkatkan nilai variabel B, maka Anda bisa menentukan terlebih dahulu nilai dari variabel B berdasarkan pengujian atau metode apapun yang anda pilih, SEBELUM mendapatkan pengaruh dari variabel A. Selanjutnya anda menentukan nilai variabel B berdasarkan pengujian atau metode apapun yang anda pilih, SETELAH mendapatkan pengaruh dari variabel A. Kemudian, Anda bisa menghitung selisih nilai antara nilai dari variabel B setelah dipengaruhi variabel A dengan nilai dari variabel B sebelum dipengaruhi variabel A. Hasilnya kemudian dibagi dengan nilai dari variabel B setelah dipengaruhi variabel A dan mengalikannya dengan 100%, dan jangan lupa buatlah dalam nilai absolut. Maka akan diperoleh nilai dalam persentase yang mengindikasikan keterpengaruhan variabel A terhadap variabel B. Nilai dalam persentase inilah yang menunjukkan seberapa besar pengaruh A terhadap variabel B secara absolut. Absolut maknanya, besar kecilnya keterpengaruhan kedua variabel tersebut dapat dilihat dari seberapa besar nilai persentasenya. Jika persentase diatas 50%, bolehlah kita katakan cukup besar keterpengaruhannya. Jika dibawah itu atau bahkan dibawah 10%, bolehlah kita katakan cukup kecil.
Taufiqur Rokhman posted: " Uji tarik adalah uji di mana gaya diterapkan ke spesimen material secara bertahap dan mengalami ekstensi (baca: perpanjangan) sesuai dari spesimen yang dicatat. Prosesnya bisa dilanjutkan sampai spesimen dibagi menjadi dua bagian dan ini disebut pengujia"
Uji tarik adalah uji di mana gaya diterapkan ke spesimen material secara bertahap dan mengalami ekstensi (baca: perpanjangan) sesuai dari spesimen yang dicatat. Prosesnya bisa dilanjutkan sampai spesimen dibagi menjadi dua bagian dan ini disebut pengujian destruksi (baca: bersifat merusak). Pengujian biasanya dilakukan menggunakan mesin uji universal yang dapat diterapkan baik gaya tarik atau gaya tekan ke spesimen dalam langkah-langkah kecil yang diukur secara akurat. Standar Inggris 18 memberikan prosedur standar untuk pengujian semacam itu. Uji spesimen suatu bahan dibuat dengan bentuk standar dan ukuran dan dua benda uji khas ditampilkan pada Gambar 1. Hasil uji tarik dapat diplot pada grafik beban / ekstensi dan grafik tipikal untuk spesimen baja ringan ditunjukkan pada Gambar 2
(i) Antara A dan B adalah wilayah di mana Hukum Hooke berlaku dan stres secara langsung sebanding dengan regangan. Gradien AB adalah digunakan saat menentukan modulus Young dari elastisitas (lihat Bab 1).
(ii) Titik B adalah batas proporsionalitas dan merupakan titik di mana tegangan tidak lagi sebanding dengan regangan saat beban diterapkan
(iii) Titik C adalah batas elastis dan benda uji dibebani pada titik ini yang secara efektif akan kembali ke panjang aslinya saat beban dilepas, yaitu ekstensi/perpanjangan permanen dapat diabaikan.
(iv) Titik D disebut titik luluh (yiled point) dan pada titik ini ada ekstensi (perpanjangan) tiba-tiba ke J, dengan tidak ada peningkatan beban. Tegangan luluh dari material dinyatakan:
Tegangan luluh = Beban dimana luluh mulia terjadi/ luas penampang melintang mula-mula
Tegangan luluh memberikan indikasi tentang keuletan material. (v) Untuk baja ringan, perpanjangan sampai titik J sekitar 40 kali lebih besar dari ekstensi sampai ke titik B. (vi) Segera setelah melewati titik J, regangan material mengeras, di mana kemiringan kurva ekstensi beban sekitar 1/50 kemiringan kurva dari A ke B, untuk material seperti baja ringan. (vii) Antara titik D dan E, ekstensi terjadi di seluruh panjang yang diukur pada spesimen. (viii) Titik E memberikan beban maksimum yang dapat diaplikasikan pada spesimen dan digunakan untuk menentukan kekuatan tarik ultimate (Ultimate Tensile Strength /UTS) dari spesimen (sering disebut kekuatan tarik)
UTS = Beban Maksimum / luas penampang melintang mula-mula
(ix) Antara titik E dan F, luas penampang melintang spesimen berkurang, biasanya sekitar setengah dari kedua sisi ujungnya, dan pinggang atau leher terbentuk sebelum patah.
Persentasi Pengurangan Luas = (Luas penampang mula-mula - luas penampang akhir) x 100% / luas penampang mula-mula
Persentase pengurangan luas penampang memberikan informasi tentang kelenturan material. Nilai tegangan di titik F lebih besar dari pada di titik E karena meskipun beban pada spesimen berkurang dengan bertambahnya ekstensi (perpanjangan), luas penampang juga berkurang.
(x) Titik F disebut titik dimana spesimen patah. (xi) Jarak GH disebut elongasi (perpanjangan) permanen dan dirumuskan:
Elongasi Permanen = Pertambahan panjang selama pengujian x 100 %/ panjang mula-mula
Titik K dikenal sebagai titik luluh atas (upper yield point). Ini terjadi karena eksperimen beban konstan, seperti saat mesin uji tarik hidrolik digunakan. Hal itu tidak terjadi untuk percobaan noda yang konstan, seperti ketika Tensometer Hounsfield digunakan.
Soal 1.
Uji tarik dilakukan pada spesimen baja ringan dengan panjang terukur 40 mm dan luas penampang 100 mm2. Hasil yang diperoleh untuk spesimen sampai dengan titik luluhnya diberikan di bawah ini:
Beban (kN) 0 8 19 29 36
Perpanjangan (mm) 0 0,015 0,038 0,06 0,072
Beban maksimum yang dibawa oleh spesimen adalah 50 kN dan panjangnya setelah patahan adalah 52 mm.
Tentukan:
(a) modulus elastisitas,
(b) kekuatan tarik ultimat, (c) persentase perpanjangan baja
Penyelesaian:
(a) Gradien Garis lurus:
BC/ AC = 25.000/0,05 x 10^-3 = 500 x 10^6 N/m
Modulus Elastisitas Young = Gradien Grafik x (L/A), dimana:
L = 40 mm (panjang terukur) = 0,04 m
A = 100 mm2 = 100 x 10^6 m2
Modulus Elastisitas Young = 500 x 10^6 N/m x (0,04/100 x 10^-6)
= 200 x 10^9 Pa = 200 GPa
(b) UTS = ?
UTS = Beban maksimum / luas penampang mula-mula
UTS = 50.000 N/100 x 10^-6 m2 = 500 x 10^6 Pa = 100 MPa
(c) Persentase Perpanjangan = ?
Persentase Perpanjangan = (pertambahan panjang/ panjang mula2) x 100%