Di antara judul skripsi yang paling sering saya temukan selama ini adalah judul dengan menggunakan redaksi kata "pengaruh". Mungkin alasan mereka memilih judul dengan redaksi kata tersebut, akan memudahkan dalam menentukan tujuan penelitian dan hipotesisnya. Sebab, dari redaksi kata "pengaruh" sudah bisa diterka, tujuan dari penelitian itu hendak mengetahui hubungan kedua variabel, yakni variabel bebas dan variabel tak bebas. Maka dalam tulisan ini, izinkan saya memberikan rambu-rambu serta tips kepada mahasiswa yang hendak meneliti atau membuat laporan skripsi yang judulnya memilih menggunakan redaksi "pengaruh".
Laporan skripsi dimana judulnya menggunakan redaksi kata "pengaruh" seyogyanya memenuhi dan menjawab tiga pertanyaan dasar terkait keterpengaruhan variabel satu terhadap variabel lainnya. Apa itu? Pertama, Adakah pengaruh variabel A terhadap variabel B? Maka, pertanyaan pertama ini harus dijawab, dalam BAB IV atau hasil dan pembahasan. Demikian pula BAB V atau kesimpulan. Meskipun saya yakin, semua peneliti berharap bisa menjawab "ada" sebagaimana hipotesisnya yang dibangunnya. Kedua, bagaimanakah pengaruh variabel A terhadap variabel B atau dengan redaksi yang lain, bagaimana variabel A mempengaruhi variabel B? Mahasiswa harus menjelaskan secara gamblang berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bagaimana variabel A mempengaruhi variabel B? Ketiga, Seberapa besar pengaruh variabel A terhadap variabel B? Pertanyaan ketiga dan jawaban dari pertanyaan ini yang kerap dilalaikan oleh mahasiswa ketika menyusun laporan penelitiannya. Padahal, jawaban dari pertanyaan ketiga ini cukup penting dalam memberikan output penelitian serta rekomendasi kepada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan hasil penelitian tersebut. Dengan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya, maka akan menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak yang hendak menggunakan hasil penelitian tersebut untuk mengambil keputusan. Dan ingat, ketika hendak membuat sebuah bilangan yang merepresentasi dan menjawab pertanyaan "seberapa besar", maka hendaklah dibuat dalam persentase keterpengaruhan bukan dalam selisih angka. Saya kira anda sudah sangat paham bagaimana membuat persentase dari sebuah selisih angka yang dihasilkan.
Praktisnya begini, ketika ingin menjawab pertanyaan seberapa besar variabel A meningkatkan nilai variabel B, maka Anda bisa menentukan terlebih dahulu nilai dari variabel B berdasarkan pengujian atau metode apapun yang anda pilih, SEBELUM mendapatkan pengaruh dari variabel A. Selanjutnya anda menentukan nilai variabel B berdasarkan pengujian atau metode apapun yang anda pilih, SETELAH mendapatkan pengaruh dari variabel A. Kemudian, Anda bisa menghitung selisih nilai antara nilai dari variabel B setelah dipengaruhi variabel A dengan nilai dari variabel B sebelum dipengaruhi variabel A. Hasilnya kemudian dibagi dengan nilai dari variabel B setelah dipengaruhi variabel A dan mengalikannya dengan 100%, dan jangan lupa buatlah dalam nilai absolut. Maka akan diperoleh nilai dalam persentase yang mengindikasikan keterpengaruhan variabel A terhadap variabel B. Nilai dalam persentase inilah yang menunjukkan seberapa besar pengaruh A terhadap variabel B secara absolut. Absolut maknanya, besar kecilnya keterpengaruhan kedua variabel tersebut dapat dilihat dari seberapa besar nilai persentasenya. Jika persentase diatas 50%, bolehlah kita katakan cukup besar keterpengaruhannya. Jika dibawah itu atau bahkan dibawah 10%, bolehlah kita katakan cukup kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar