Wabah pandemi covid 19 ini menyadarkan banyak manusia yang lalai. Juga mengembalikan manusia yang jauh dari Tuhannya. Kecuali segelintir mereka yang tidak mampu mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Pandemi wabah bagi mereka yg segelintir itu tak lebih dari seleksi alam atau bencana non alam. Padahal jika mereka sedikit mau berfikir dan merenungi, tentu semuanya ada pelajaran yang semestinya dipetik oleh manusia. Apalagi mereka yang mengaku beragama. Sikap acuh tak acuh dan masa bodoh, seringkalinya menjadi penyebab utama manusia semakin tenggelam dalam kelalaian dan keterlenaan.
Tak sulit bagi kita di zaman ini mendapatkan nasehat-nasehat berharga dari ahli ilmu atau pemuka agama atas setiap kejadian sungguhpun kita tidak sengaja mencarinya. Yang menjadi masalah kan karena kitanya yang menutup diri. Kita lebih demen menuruti selera kita dengan mencari sisi humor dari kehidupan sekitar kita. Kalau mau jujur, segala sesuatu yg berbau humor atau lelucon itu sudah terlalu overdosis menggempur kehidupan kita. Hampir-hampir tiada hari tanpa lelucon. Bukan berarti lelucon itu dilarang. Namun, yang menjadi masalah sisi lelucon itu mendominasi kehidupan kita. Kan terbalik. Seharusnya kita lebih banyak memaknai hidup yang fana ini dan merenungi apakah bekal yang akan kita bawa setelah masa kematian yang datangnya misteri itu sudah cukup. Baru setelahnya kita katakan sesekali kita humor tak jadi soal.
Sungguh begitu banyak, meme-meme humor yang terus diproduksi dan masiv disebarkan di dunia maya sehingga banyak orang yang karenanya terlena dan lalai dari tujuan mereka diciptakan. Seakan-akan manusia akan hidup 1000 tahun. Seakan-akan manusia tidak akan mati. Seakan-akan manusia tidak akan dihisap. Maka tak heran di tengah situasi sulit seperti ini, dimana merebaknya pandemi covid 19 semakin sulit dikendalikan, masih saja ada segelintir manusia yang terbahak-bahak dan bersendau gurau dengan obrolan seputar covid-19. Tidakkah mereka melihat kematian dipelupuk mata mereka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar