Saya memiliki teman dosen yang banyak berbagi pengalaman kepada saya. Bagi saya, beliau adalah dosen senior. Di usianya yang hampir memasuki kepala 6, sudah banyak makan asam garam baik dalam hal mengajar maupun dalam menjabat sebagai  struktur organisasi sekolah (kampus). Saya banyak mendapatkan wawasan tentang pendidikan dari beliau yang tidak saya dapatkan di buku-buku ataupun artikel-artikel di internet. Di sela-sela istirahat kuliah, kerap kami mengobrol seputar materi perkuliahan, metode pengajaran dosen dan pengalaman-pengalaman beliau selama mengajar.

Pernah suatu ketika, saya berdiskusi dengan beliau seputar kualitas lulusan kampus swasta dan negeri. Beliau memberikan sedikit tips bagi perusahaan atau institusi yang hendak merekrut karyawan atau dosen. "Baiknya sebuah perusahaan atau institusi yang ingin merekrut dosen atau karyawan perlu mempertimbangkan asal perguruan tinggi dimana ia menamatkan studinya". Ujarnya. Lalu saya menimpali, "apakah S-1-nya atau S-2 nya Pak? Beliau menjawab, S-1 nya. Saya belum begitu percaya dengan statement beliau. Segera saya mengorek lebih dalam, bagaimana bapak bisa mengatakan demikian? apakah itu merupakan survei atau data statistik atau pengamatan bapak selama mengajar dan memanajemen program studi berikut dosen-dosennya?

Beliau menjelaskan bahwasanya selama puluhan tahun beliau menjabat sebagai struktur baik dalam institusi pendidikan ataupun perusahaan, telah sampai kepada satu kesimpulan yakni lulusan negeri memiliki dedikasi dan kedisiplinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan swasta. Tentu saja, kesimpulan ini bukan kesimpulan mutlak yang berlaku pada setiap lulusan. Artinya ada lulusan dari perguruan tinggi swasta yang tidak kalah kinerjanya dibandingkan dengan lulusan negeri bahkan lebih unggul. Dan adapula lulusan perguruan tinggi negeri yang lulusannya memble. Namun secara statistik menunjukkan demikian.

Kemudian beliau menjabarkan alasannya kenapa demikian. Perguruan tinggi merupakan sebuah arena untuk menempa dan mendidik calon-calon penerus bangsa yang kelak akan menggantikan generasi-generasi tua mereka. Disanalah habit mereka dibentuk. Disanalah attitude dan karakter mereka dibina. Dengan pembinaan yang bagus, mengkonsekuensikan pembentukan habit positif di kalangan peserta didik. Karenanya, habit positif yang terbentuk selama kuliah, maka akan terus terbawa dan teraplikasi kelak saat kiprahnya di masyarakat. Dan, tak disangsikan bahwasanya secara statistik perguruan tinggi negeri memiliki aturan dan tatib yang lebih tegas dan membina dibandingkan dengan perguruan tinggi swasta.

Beliau membeberkan rekan-rekan sekerjanya (tanpa menyebut nama) yang dapat diajak kerja dan yang susah diajak kerja. Dan kebanyakan dari mereka yang susah diajak kerja berasal dari perguruan tinggi swasta.

Percaya atau tidak, itulah fenomena yang beliau amati. Bagi Anda mungkin saja tidak. Sebab kebetulan Anda memiliki rekan-rekan kerja yang memiliki kinerja yang bagus dan ndilalah rekan kerja tersebut berasal dari institusi swasta. Ya, mungkin pengamatan setiap orang bisa berbeda karena yang diamati dan dialami setiap orang berbeda atau bisa dikatakan relatif. Tapi itulah fakta yang dikemukakan oleh beliau.

Bagi Anda yang merupakan lulusan perguruan tinggi swasta, saya berharap tidak perlu diambil hati diskusi saya dengan rekan kuliah saya diatas. Kalau kita berasal dari perguruan tinggi swasta yang memiliki dedikasi dan produktivitas kerja yang tinggi , maka lebih memfokuskan diri  pada profesi dan prestasi kerja kita, sehingga dengannya kita bisa mematahkan anggapan diantara orang bahwasanya tak selalunya tamatan perguruan tinggi swasta adalah bisa dipandang sebelah mata. Kita juga mampu bersaing dengan mereka-mereka yang merupakan jebolan dari perguruan tinggi swasta.