Di antara tipu daya setan yang sangat bisa saya rasakan adalah membisikkan kata-kata yang asalnya baik bahkan datang dari hadits yang shahih untuk menggagalkan amalan baik. Lho, kenapa bisa begitu? Bisa. Begini. Setan akan menggunakan kata-kata bisikan yang pada asalnya baik, yang kata-kata tersebut sangat bisa dipahami dengan baik oleh Tipu daya setanobjek yang menjadi sasaran bisikannya. Setan tak akan menggunakan kata-kata  dimana objek sasarannya belum mampu memahami kata-kata tersebut apatah lagi belum pernah mendengarnya sekalipun. Misalkan contohnya begini. Selesai sholat fardhu 5 waktu, anda kemudian berzikir dan ingin sholat rawatib setelahnya, namun sesaat setelah itu datang kemudian bisikan yang menyarankan agar Anda sholat rawatibnya di rumah saja. Bukankah sholat rawatib di rumah lebih afdhol (baca: utama) dibandingkan di masjid/mushola. Bahkan, bukankah rumah yang padanya ditegakkan sholat-sholat sunnah di dalamnya akan mendatangkan rahmat dan ketentraman bagi penghuninya? Demikian kata-kata manis tersebut datang meluncur ke hati  orang-orang yang hendak menunaikan sholat rawatib di masjid. Pernahkah Anda merasakan bisikan kata-kata tersebut? saya pernah. Tak ayal, kuputuskan saja sholat di rumah. Namun sesampainya di rumah dan bertemu dengan keluarga, seketika itu juga ingatan untuk menunaikan sholat rawatib yang dipancangkan saat di masjid menjadi sirna. Dan hal ini terjadi bukan hanya sekali dua kali meskipun juga tidak selalu. Namun yang pasti, misi setan untuk menggagalkan amalan baik dari amalan anak adam, pada saat itu menuai hasilnya.

Hal serupa barangkali bisa menimpa pada orang-orang yang sudah meniatkan untuk sholat sunnah syawal. Di beranda media sosial, banyak bersliweran meme atau artikel  yang berisi anjuran untuk menunda sejenak puasa sunnah syawal sekedar untuk menghormati tamu yang biasanya datang dan berkunjung pada pekan pertama bulan syawal. Harapannya agar seseorang dapat memuliakan tamu karena mereka tidak canggung untuk mencicipi jamuannya saat tuan rumah tidak puasa. Anjuran yang pada asalnya baik dan selaras dengan hadits tersebut, mampu dimanfaatkan dan dimainkan setan untuk membatalkan amalan seseorang karena memang niatnya belum sampai ke level azzam (baca: tekad yang bulat). Karena itu, tak sedikit mereka-mereka yang sudah merencanakan  puasa syawal saat hari raya Iedul Fitri, menjadi kandas di tengah jalan atau setidaknya tidak genap 6 hari karena bulan syawal sudah berlalu. Agaknya tepat nasihat mulia ini, "bergegaslah untuk beramal kebaikan, sebelum kesempatan untuk mengerjakannya itu hilang sebab amalan kebaikan itu bak seekor burung yang hinggap diatas ranting yang mudah sekali terbang dan menghilang",  untuk senantiasa kita camkan. Setali tiga uang, tancapkan selalu dalam hati pesan Rasulullah  dalam salah satu haditsnya berikut,

Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhuma berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memegang kedua pundakku dan mengatakan, "Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau orang yang singgah di perjalanan." Ibnu 'Umar berkata, "Kalau engkau berada di waktu pagi jangan sekedar menunggu datangnya waktu sore. Kalau engkau berada di waktu sore jangan sekedar menunggu datangnya waktu pagi. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Dan gunakanlah masa hidupmu sebelum datang kematianmu." (HR. Bukhari. 6053, Kitab ar-Raqaa'iq).

Tulisan bebas, lintasan dalam kepala...